Senin, 06 September 2010

Pagi itu Panik

Meluncur seorang pemuda menggunakan sepeda motor yang berwarna merah sporty. kejadian itu masih pagi yang cerah. Di tengah perjalanan dia sempat berhenti, menghampiri sebuah rumah dan memarkir motornya di trotoar jalan. Diapun menunggu sejenak Pamannya yang masuk kedalam rumah itu, sembari memotret motornya yang baru dibelinya 2 bulan yang lalu menggunakan kamera 2 mega pixel hp kesayangannya. Entah kenapa saat itu dia merasakan suasana yang tidak seperti biasanya. Jakarta yang notabene dengan kemacetan , ketika itu lalu lalang kendaraan yang melintas membuat dia terdiam melihat dan berfikir. " kok sepi yah??" dalam hatinya bertanya..Memang saat itu adalah hari hari menjelang lebaran. Selang beberapa menit tidak lama kemudian, Pamannya keluar dari rumah itu, Pemuda itupun bersiap-siap menunggang motornya. Pamannyapun mendekat, dia menyuruh pemuda itu untuk tidak meneruskan untuk mengantar dirinya ke senayan. Tapi karena Pemuda itu merasa tanggung, diapun memaksa pamannya untuk tetap membonceng dirinnya. Akhirnya keduannya sepakat untuk melanjutkan perjalanan. Pada speed awal motor bergerak perlahan dan lancar. ketika melewati lampu merah di salah satu kawasan belanja ternama di jakarta, gas motornya dia tarik, sehingga kecepatan meningkat. Namun naas bagi pemuda itu, didepannya berjalan sebuah Taxi yang tiba-tiba mengerem mendadak dan berhenti. Spontan Pemuda itu panik, dan dengan sekuat tenaga menarik hanndel rem dan menginjak pedal rem belakangnya. Karena tidak mau berhenti, dia berpikir pendek untuk membanting stang setirnya kekanan. Memang sedang naas pemuda itu, Prediksi jarak masuk motor diantara taxi dan motor lain salah. Dari sisi kanan Lengan tangannya menyenggol setang kemudi orang lain. Akhirnya kecelakaanpun tak terelakan. Motor yang ditumpangi 4 orang itu nyungsep kekanan dan menimbulkan perhatian pengendara lain. Pemuda itu bertambah panik sehabis menyerempet motor itu, dia lekas menghentikan motornya dan cepat menghampiri motor yang dia baru serempet. Wargapun menolong korban. Dengan hati yang berdebar kencang dan tubuh bergemetaran, pemuda itupun membawa korban yang baru dia senggol ke sebuah Rumah Sakit swasta elit di Jakarta. Memang hari yang naas bagi pemuda itu, setelah korban mendapatkan perawatan, pemuda itu segera mengurus biaya administrasi. Kaget bukan kepalang ketika dia mengetahui jumlah yang harus dibayarkan. biaya pengobatan yang hampir setara dengan gaji pokoknya yang bekerja sebagai PNS golongan rendah. Dengan wajah pucat, dan tangan gemetar dia mengelurkan uang dari dalam dompetnya yang lusuh, padahal uang itu akan digunakan untuk pulang kampung berlebaran bersama keluarganya. Semoga Alloh memberikan yang terbaik bagi Pemuda itu....Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar